Pages


Sabtu, 08 Juli 2017

Sikap Terhadap Kemenangan dan Kesuksesan Dakwah

sampul buku "Beginilah Seharusnya Aktivis Dakwah"

Sejatinya setiap kemenangan yang kita raih bukanlah kemenangan kita, melainkan itu adalah kemenangan atau pertolongan Allah swt. Kita hanya menjadi sarana bagi Allah untuk mewujudkan kemenangan itu. Maka beruntunglah kita dipilih oleh Allah menjadi pelaku tercapainya setiap kemenangan itu. Setiap usaha yang kita lakukan dalam dakwah dan perjuangan ini hanyalah menjadi pembelajaran dan proses bagi kita serta bentuk pengabdian kepada Allah swt. Maka tentu kita berharap akan terus dipilih oleh Allah untuk mewujudkan kemenangan-kemenangan berikutnya dalam dakwah.
Tiada kemenangan dan kesuksesan kecuali hanya dengan pertolongan Allah kepada kita umat Islam. Jika dibandingkan, lebih banyak pertolongan Allah daripada kegagalan atau cobaan yang Allah berikan kepada kita. Perjalanan dakwah yang masih tetap eksis hingga ssat ini merupakan salahsatu bentuk kesuksesan dakwah. Allah terus memberikan pertolongan dengan semakin bertambahnya aktivis dakwah dan banyaknya orang-orang yang peduli dan simpatik dengan dakwah. Perlu diketahuai bahwa kesuksesan bagaikan pedang bermata dua, ia dapat membunuh orang yang lalai dengan kesuksesan itu, namun disisi lain dapat membantu kita meraih kesuksesan berikutnya.
            Sikap yang benar terhadap kesuksesan sangat dibutuhkan agar kesuksesan tersebut tidak membunuh kita. Allah telah menjelaskan sikap yang benar terhadap kemenangan dalam surah an-Nashr ayat 1-3.
Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu melihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Sesungguhnya dia adalah Maha Penerima Tobat.” (Q.s an-Nashr : 1-3)
            Surat an-Nashr ini menjelaskan bagaimana sikap yang benar menghadapi kemenangan dan pertolongan Allah. Menurut Sayyid Quthb, dalam kitab Fil Zhilalil Qur’an, pada ayat pertama (Apabila telah datang pertolongan Allah...) menunjukkan adanya wawasan (tashawwur) khusus tentang arti kemenangan. “Ini adalah Allah yang didatangkan oleh-Nya pada waktu yang ditentukan-Nya, dalam bentuk yang dikehendaki-Nya, untuk tujuan yang digariskan-Nya. Nabi dan para shabat tidak meiliki kewenangan  apapun dalam hal ini. Tangan mereka tidak ikut menentukan , usaha mereka tidak turut memastikan, diri mereka tidak ikut andil dan jiwa mereka tidak turut ambil bagian,” kata Sayyid Quthb. Inilah hakekat kemenangan yang sebenarnya, yaitu hanya dengan pertolongan Allah kemenangan dan kesuksesan itu dapat diraih.
            Setalah kita memiliki wawasan yang benar tentang arti kemenangan, Allah memerintahkan kita untuk memiliki sikap yang benar dalam meghadapi kemenangan. Hal ini terdapat dalam ayat 3 surat an-Nashr (maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya).
Mengenai ayat ini Sayyid Quthb berkata, "bertasbih dan bertahmid karena atas karunia Allah telah menjadikan mereka (Rasulullah dan para Sahabat) sebagai pemegang amanat untuk melaksanakan dakwah-Nya dan menjaga agama-Nya. Juga atas rahmat-Nya memberikan kemenangan agama dan Rasul-Nya untuk kepentingan seluruh umat manusia". Kemudian Sayyid Quthb mrnlanjutkan, "setelah itu, beristighfar, memohon ampun kepada Allah karena banyaknya perasaan yang campur aduk dalam jiwa, yang rumit dan halus jalan masuknya. Beristighfar dari rasa bangga dan sombong yang kadang-kadang mengiringi qalbu atau menyelinap ke dalam hati ketika mendapat kemenangan."
Karena sungguh tidak ada celah sedikit pun bagi kita untuk sombong dengan menganggap kemenangan itu berkat upaya kita, baik upaya individual maupun jamaah. Kemenangan yang kita peroleh hakikatnya hanyalah pertolongan/kemenangan Allah swt.
Inilah beberapa hal penting bagi kita sebagai penerus aktivitas dakwah Rasul yang harus diperhatikan dan diwujudkan dalam setiap sikap kita mencapai kemenangam dakwah. Hadapilah kemenangan tersebut dengan bertasbih, bertahmaid dan beristighfar, karena sesungguhnya kemenangan itu hanyalah kemenangan dari Allah swt. kita sebagai manusia ciptaan Allah tidak sepatutnya membanggakan diri dan bersikap sombong atas peran dan andil kita dalam mencapai kemenangan.
Inilah yang dilakukan Rasulullah ketika menghadapi kemenangan (Fathu Makkah) beliau menundukkan diri dan bersujud syukur kepada Allah atas pertolongan yang teah diberikan. Kemudian beliau Rasulullah memperbanyak istighfar, tasbih dan tahmid. Rasulullah telah memberikan contoh sikap yang benar dalam menghadapi setiap kemenangan yang Allah wujudkan melalui perantara kita (aktivis dakwah)
Wallahu ‘alam bishowwab....!!!! semoga Allah merahmati setiap langkah kita.. aamiin...!!

Penulis : adhan al khalid

Sumber : buku ‘Beginilah Seharusnya Aktivis Dakwah’ karya Satria Hadi Lubis.