Pages


Sabtu, 19 Januari 2013

Lukaku Sangat Rahasia


Hari masih terlalu dini bagi Fia, Ia terbangun lantaran handphone berdering. Sebuah pesan singkat terpampang dilayar. Rupanya sebuah ajakan Shalat malam dari seorang laki-laki. Wawan. Wawan adalah kakak kelas Fia di sekolah. Dengan mata yang masih sayu, Fia bergegas mengambil air wudhu. Dinginya air mengusir ngantuk di wajah Fia. Niatnya sudah bulat  untuk menghadap kepada Sang pencipta. Ia mengerjakan Shalat dengan khusuk. Pada malam selanjutnya, pesan sama Ia terima dari Wawan juga. Hari-hari Fia yang biasa sendiri, saat ini telah berlalu dengan hadirnya sosok Wawan.
Hari-hari berlalu, semakin dekat pula Fia dengan Wawan. Walau sekedar berkomunikasi lewat pesan singkat. Hal itu sangat bermakna bagi Fia. Pernah suatu hari Wawan mengajak Fia ketemuan, namun gagal karena kesibukan  mereka. Hingga datang suatu hari ketika Fia sedang duduk ditaman, tiba-tiba datang laki-laki berparas tampan menyapa. Wawan. Mereka akhirnya jalan berdua. Dan saat itu juga Wawan menyatakan Cinta kepada Fia. Tak ada alasan untuk menolak bagi Fia. Hanya sebuah pertanyaan yang keluar dari mulut Fia.
“apa yang membuatmu cinta padaku? Padahal aku tak secantik pacar-pacarmu yang dulu?”
“cinta gak butuh alasan” senyum Wawan meluluhkan hati Fia.
Wawan adalah sosok yang Sederhana, baik dan perhatian. Sehingga walaupun mereka jarang bertemu Fia tak pernah merasa sendirian. Hanya berkomunikasi melalui handphone, mereka merajut sebuah cinta. Pernah Wawan telepon ketika malam sebelum tidur. “selamat malam sayang” kalimat yang tak pernah bisa Fia lupakan. Jantung Fia seakan memperlambat denyutnya  ketika Ia mendengar nada indah itu. Fia baru merasakan keanehan ketika telepon terputus. Seakan kalimat itu adalah ucapan selamat tinggal bagi Fia, namun dengan baik Fia menyingkirkan prasangka buruk itu.
Berhari-hari Wawan tak ada kabar. Hal itu membuat Fia cemas. Setiap hari Ia menunggu teleepon dari Wawan. Berulang kali Ia mengecek Hp namun tak ada panggilan ataupun pesan. Namun kegelisahan Fia tak pernah nampak, semua orang tau kalau Fia adalah gadis yang ceria. Ia selalu belajar setiap malam seakan tak ada aroma galau di wajah cantiknya.
Suatu malam Fia mengahiri belajarnya lebih awal. Entah mengapa perasaan Fia tak tenang malam ini. Handphone masih saja membisu di meja, berbaur dengan buku-buku pelajaran. Ia termenung beberapa menit. Sebuah lamunan kosong menghiasi wajah cantiknya yang mulai layu. Hingga suatu getaran memecahkan lamunanya. Handphone yang tergeletak di meja berbunyi. Dengan penuh harap pesan itu datang dari Wawan. Wajah yang tadinya layu mulai berseri dengan datangnya pesan itu. Bukan. Ternyata bukan pesan dari Wawan. Itu hanya pesan dari operator mempromosikan nada sambung. Tanpa Ia sadari air mata menetes di pipi mungilnya. Membisu seribu bahasa, tak bergerak seperti patung. Hanyalah butiran air mata yang berlinang.
Beberapa hari kemudian semua semakin jelas. Wawan memutuskan hubungan mereka. Munkin Wawan telah menemukan pengganti atu alasan apa entah Fia tak mengerti. Berulang kali Fia mencoba mengajak Wawan kembali. Namun tak ada hasil. Malah Fia semaki terluka menahan tangis.
Fia telah  lelah menghadapi kenyataan yang pedih ini. Ia melangkah tanpa arah. Hingga suatu hari Ia menemukan cahaya teranng. Sebuah cinta datang dari Allah. Ia sadar akan suatu hal. Sebuah kisah itu tak sepantasnya dilupakan, karena semakin melupakan semakin menyiksa. Namun ketika tidak mencoba melupakan hanya bayangan semu yang ditemui. Fia tidak pernah mengingat kisah itu, namun hati itu menangis ketik banyang Wawan  merasuki hatinya secara tiba-tiba.
Setahun lamanya Fia melalui hari-hari dengan rasa cinta untuk Wawan yang masih terpendam rapi dalam hati. Dan tak ada satupun orang tau tentang itu. Fia hanya berdoa
’’ ya Allah semoga dia bahagia dengan orang yang Ia cintai sekarang”
Setengah Ia berucap demikian, setengah hatinya sakit. Tak ada secuil pun harapan untuk membawa Wawan kembali. walaupun sampai saat ini banyang Wawan selalu ada dalam benak Fia.

Maafkan hamba  ya Rabb
Bukan maksudku untuk menyimpan rasa itu
Namun banyangan itu muncul lagi
Maafkan hamba ya Rabb
Kalaupun waktu itu hamba pernah menyakiti hatinya
Maafkan hamba ya Rabb
Lebih baik hamba menikmati suatu kesendirian
Hingga tiba waktunya
Engkau berikan aku cinta
Seseorang yang bisa membimbingku untuk selalu cinta kepada-Mu.
 ______________________________________________________________________________
karya Lina Lutfya Ulya
Namaku Lina. Bolin bisa menghubungi aku lewat email biogint.lina@gmail.com atau akun facebook  Erwin Lina Goodboy. Naskah berjudul “Lukaku Sangat Rahasia” ini akan menjadi karyaku yang pertama. 

0 komentar:

Posting Komentar